Jumat, 31 Januari 2014
DIAM SEBENTAR
Ssttt... Diamlah sebentar.
Cinta sejati hanya bisa didengar justeru dalam senyap.Di
Bukan gegap gempita kalimat, yang mengaburkan makna.
Dan kita tertipu oleh tampilannya.
Ssttt... Ayo duduk sejenak.
Cinta sejati hanya bisa dikenali saat sepi.
Diperhatikan dengan seksama, dalam kesadaran diri paripurna.
Bukan berisik teriak-teriak 'Aku cinta kamu'.
Hanya untuk esok lusa kita meratap kencang-kencang sebaliknya.
Ssttt.... Bisakah kita diam dulu?
Agar cinta sejati menunjukkan siapa diri sebenarnya.
Apakah yang ini, atau yang itu, atau mungkin yang lain lagi.
Dan kita harus menunggu dan bersabar.
Karya, Tere Liye
Rabu, 29 Januari 2014
SENJA
SENJA
Dan sampai
kapanpun kenangan itu tak akan pernah hilang. Aku akan selalu menikmati dan
melihat senja seperti aku akan selalu mengenang dan selalu merindukanmu.
Betapa
besar nikmat yang harus kita syukuri. Begitu banyak keindahan di dunia ini.
Anugerah ciptaan Tuhan yang salah satunya adalah sisi keindahan alam setiap
senja yang dapat dinikmati lewat cahayanya saat matahari mulai tenggelam di
ufuk barat.
Dan kini senja telah tiba, matahari
telah kembali keperaduanya, merekah cahaya kemilau di ufuk barat sana. Senja
kali ini hanya bisa aku nikmati lewat jendela kamar ku. Tamu bulanan ku datang
dan mengacaukan rutinitas soreku. Tidak seperti biasanya, aku tidak jalan-jalan
untuk menikmati senja. Waktu yang paling aku sukai untuk merenungkan semua hal.
Rasanya hidup itu terasa semakin indah saat menikmati senja.
Nadia, dia adalah salah
satu senja kehidupanku. Tempat mencurahkan semua hal tentang keluh kesahku. Hampir
satu tahun lebih bersahabat dengannya, dia telah benar – benar terpatri dalam
jiwaku. Dia selalu membawa canda dan tawa. Dia selalu melindungi dan
memahamiku. Kami bersahabat sejak kelas satu SMA, dan kini kami terus bersama
berbagi dan saling melengkapi menjalani masa – masa SMA yang penuh dengan
warna. Dan kami selalu menikmati senja bersama.
Nadia adalah gadis tomboy yang penuh
semangat, ceria dan selalu bikin heboh. Dia lah yang selalu memotivasiku agar
terus bermimpi kuliah di inggris. Inggris adalah negara yang paling ingin aku
kunjungi. Negara yang selalu aku kagumi lewat tulisan – tulisan yang aku baca.
“ kalau kau tidak yakin
dengan dirimu sendiri, bagaimana munkin kau raih mimpimu? Ingat, aku akan
selalu menemanimu “
Dia
selalu berkata seperti itu saat aku bilang itu adalah mimpi yang terlalu tinggi
untuk ku raih. Aku yakin orang tuaku juga akan mendukung tapi aku selalu ragu
dengan kemampuanku sendiri.
Kini ditahun kedua aku memiliki
cerita berbeda. Cerita cinta dengan seorang kakak kelas. Kami tidak sengaja
bertabrakan ketika aku berlari ketoilet dan dia menuju parkiran. Dia adalah
cowok pertama yang membuat ku tertarik karena selama satu tahun terakhir aku
hanya menghabiskan waktuku dengan Nadia. Sejak tabrakan tak disengaja itu, aku terus memikirkannya.
Berharap bertemu lagi dan saling menyapa. Senyum manisnya yang tak bisa aku
lupakan. Saat dia tersenyum meminta maaf.
Dua hari setelah kejadian itu, ada
seseorang kakak kelas cewek yang melabrak aku. Cewek itu mengatakan bahwa aku
cewek genit karena mengganggu cowoknya. Dia juga mengancam akan mempermalukanku
kalau aku mendekati Andri. Aku hanya terheran-heran, bagaimana munkin dia
berkata seperti itu? Apa dia tidak salah orang? Kenal pun tidak. Dan, Andri? Siapa
dia?. Aku hanya memilih diam karena aku benar – benar malu dikatakan seperti
itu di depan kantin yang penuh anak-anak.
Setelah kejadian itu aku langsung kembali
kekelas dan menceritakannya pada Nadia. Nadia langsung naik darah dan menarikku
untuk mengantarkannya pada cewek tadi. Aku melarangnya karena aku tidak mau
cari masalah. Aku hanya sekedar ingin cerita, mengurangi kekesalanku. Tapi
sepertinya Nadia tidak perduli dengan alasanku.
“ kamu kira dia itu siapa marah-marah
tidak jelas begitu? Kalau kamu tidak mau mengantar, aku akan lapor BP “
ancamnya. Dan aku tidak punya pilihan lain.
Sesampai dikantin aku lihat cewek
yang baru melabrakku sedang tertawa cekikikan bersama teman – temanya. Dan
dengan sangat emosi Nadia memukul meja tempat mereka makan.
“ hai sundel, berani-beraninya kamu
marahin sahabatku, hah? Emangnya siapa kamu? “ Nadia berbicara sambil menunjuk
wajah cewek itu.
“ jangan ikut campur kamu! Kamu itu
yg siapa? Jelas-jelas cewek itu mau merebut cowokku?! “ sambil menunjuk ke
arahku.
“ jangan sembarangan kalau bicara,
mana buktinya? Sahabatku tidak dekat dengan cowok manupun. Apalagi ngerebut
cowok kamu! “
“ jangan munafik! Kamu kira aku….. “ cewek
itu tidak melanjutkan kata-katanya. Dia melihat seeorang. Aku dan Nadia
mengikuti pandanganya. Dua orang cowok berjalan menuju arah kantin.
“ semua ini belum selesai “ kata
cewek itu kemudian pergi.
Ternyata
salah satu dari cowok itu adalah cowok yang bertabrakan denganku. Aku langsung
mengerti sikap cewek tadi. Dan tiba-tiba aku merasa sesak. Aku kecewa. Ternyata
cowok itu sudah punya cewek tapi kenapa ceweknya harus kabur begitu melihatnya.
“ hai, kamu cewek kemarin yang… “
cowok manis itu menyapaku ketika berpapasan dan melihatku
“ iya” dia belum selesai dengan
kalimatnya aku langsung spontan menjawabnya.
“ kamu anak kelas 2IPA2 kan?
Ehm.. kamu Putri ya ? “ dia bertanya sambil tersenyum dan aku melihat senyum manis
itu lagi.
“ emm.. iya “ Tuhan bagaimana dia
tahu, batinku.
“ aku Andri, anak 3IPA1 dan
ini temenku farhan, satu kelas sama aku “ dia mengulurkan tangannya.
“
owh yah.. aku putri dan… ini temanku Nadia, dia juga satu kelas sama aku “ aku
mengulurkan tangan juga dan menolek kearah nadia. Nadia tidak menyahut apa-apa dan malah
menarikku.
“
ayo” ucapnya sambil menarik tanganku. Dan aku menoleh pada Andri sambil
tersenyum tanda pamitku.
***
Sesampai
dikelas Nadia diam seribu bahasa. Sedangkan aku ngoceh sendiri
karena kegirangan bertemu cowok kemarin yg kini ku tahu namanya, Andri.
“ Kak Andri tau dari mana ya namaku? Uda gitu dia juga ngerti
kelasku.... aku yakin cewek tadi itu bukan ceweknya kak Andri,
buktinya kenapa cewek itu pergi waktu ngeliat kak Andri”
“ hemmm
aku penasaran ne...” celotehku pada Nadia tapi tidak dapat respon
“ kamu
napa si Nad?” tanyaku
“ sejak
kapan kamu kenal cowok itu? kok ga’ pernah cerita? Dan sejak kapan kamu jadi
suka gangguin cowok orang?” tuduhnya
Lama aku terdiam, shock dengan tuduhannya, rasanya pikiranku tak terlatih untuk
mendengar kata-kata
kasar dari Nadia,
sahabatku. Setelah tersadar dalam perang pikiranku sendiri aku berkata “ Nad, kamu ngomong apa? “ aku ingin mendengar kata-kata itu lagi.
“
pertanyaanku belum jelas apa? “ jawabnya sewot
“
sudahlah... aku mau kekamar mandi “ dia meninggalkanku yang kebingungan
***
Sepulang
sekolah aku mendapat kejutan, Andri sedang menungguku untuk mengajak
pulang bareng. Tanpa pikir
panjang aku pun mengiyaka ajakannya.
“aku pelanin saja ya nyetirnya? Kamu
ga’ buru-buru kan?” tanyanya.
“ ga’ kok kak. Palingan nyempek rumah
aku bobok siang” jawabku senang.
Kami
benar-benar menikmati perjanan pulang itu. Dan dalam perjalanan pulang itu aku banyak bertanya
tentang dia dan rasa penasaranku terjawab. Ternyata cewek yang melabrak aku itu bukan ceweknya melainkan cewek satu kelas
yang suka sama dia. Andri tanya-tanya tentang aku sama temen-temennya dikelas dan cewek itu denger. Dari tanya-tanya itulah dia tahu nama dan kelasku. Sesampai dirumah aku kaget, ada Nadia dikamar dengan wajah merah padam.
“ dari
mana ja? Mentang-mentang punya cowok,
skrg kamu lupain sahabat kamu?!”
“ kamu
ngomong apa Nad,
dia bukan cowokku. Dia Cuma kakak kelas. Kenapa kamu
marah seperti ini? Kak Andri cuma nganterin aku pulang “ aku berusaha jelasin
“ kenapa
kamu tidak pamit sama aku? Aku bingung nyariin kamu “ dia semakin emosi
“ kamu
kenapa Nadia? Dulu-dulunya enak aja kalau aku pulang duluan karena kamu mang ada
ekskul basket. Trus napa skrg jd marah kayak gini? Lagian apa aku harus laporan
tiap waktu sama kamu? “ jawabku kebawa emosi
“
sekarang kamu berubah Put, kamu berubah.. “ dia langsung pergi
“ Nad! Nadia....! mau kemana? Kita belum selesai bicara! “
teriakku tapi Nadia
tetap saja menjauh
tanpa memperdulikan omonganku.
***
Besoknya Nadia tidak masuk sekolah. Aku nelfon tapi Hpnya tidak
aktif. Aku benar-benar tidak mengerti dengan sikapnya. Kenapa tiba-tiba dia berbicara seperti itu? bukannya dia yang berubah?
Pikiran
tentang Nadia tak begitu lama mengganggu pikiranku karena aku terlalu sibuk memikirkan kak Andri, dia begitu perhatian dan membuatku merasa jadi
cewek paling bahagia hari ini. Seharian disekolah aku bersama dia.
Dalam
tidurpun aku tak henti-hentinya memimpikannya. Aku sedang terkena virus.. paling
berbahaya bagi para pelajar karena selain membuat orang gila, virus ini membuat
pelajaran menjadi tak menarik lagi. Buku biologi yang aku pegang dari tadi cuma formalitas agar orang tuaku mengira aku sedang belajar.
Gambar tengkorak dalam bab sistem saraf manusia berubah seolah jadi wajahnya.
Aku benar-benar
frustasi karena perasaan ini.
Aku baru
tersadar saat aku melihat foto di meja riasku, Nadia! Aku tidak tahu kabarnya seharian ini. Aku coba
telfon dia tp tetap tidak aktif. Aku bingung kenapa dia tdk menghubungiku sama
sekali, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kemudian aku memutuskan menelfon kerumahnya tapi mamanya bilang kalau Nadia sudah tidur karena kecapean seharian ini banyak
kegiatan. Nadia... kamu kenapa?
***
Hari berikutnya, didalam kelas
sebelum pelajaran dimulai, Nadia
aneh sekali. Tiba-tiba saja dia datang dengan senyum mengembang, memelukku dan
merencanakan minggu ini kepantai untuk menikmati senja kesukaan kami di tempat
yang tak biasa. Seakan kemarin tidak terjadi apa-apa. Dia terus tersenyum dan
menceritakan rencananya. Tak memperdulikan tatapan anehku.
“Nad, kamu kemarin kenapa? “ potongku di
sela-sela rencananya.
“aku cuma sedikit
pusing kemarin jadi aku agak
sensi
“ jawabnya enteng.
“terus kenapa kamu
tidak mau menjawab telfonku? Kenapa kamu tidak menghubungiku? Apa kamu ga’
mikir, aku menghawatirkanmu? “ tanyaku marah
Dia diam dan menatapku.
“ kenapa? “ paksaku
“sebenarnya aku tidak
suka kamu deket ma cowok“
jawabnya datar.
“tapi kenapa? Ayo lah
cerita, apa kamu tidak menganggapku sahabatmu lagi? “ protesku
Dia
menunduk dan diam. Ku raih tanganya. “ kenapa Nad?
Andri itu baik kok. Sungguh. Aku banyak cerita tentang persahatan kita sama dia “.
“maafkan aku. Aku hanya trauma
dengan cowok. Aku pernah disakiti dan aku tidak bisa melupakan hal itu. maaf
karena telah membuatmu khawatir dan aku tidak jujur sama kamu. Maafkan aku “
sesalnya
“ iya tidak apa-apa. Yang perlu Nadia tahu, tidak semua cowok seperti itu. Andri baik banget, dia cowok yang sangat perhatian “
“
iya. Aku ngerti. Mulai sekarang aku tidak akan seperti ini lagi “ semangatnya
keluar lagi
“ nah gitu donk.. ayo kekantin “ aku pun tertular semangatnya
***
Setelah
dapat restu dari Nadia, kini aku semakin dekat dengan Andri. Dan puncaknya ketika dia menembakku di acara party
at night yang diadain kelasnya Andri. Aku gugup banget waktu itu, aku benar-benar seneng. Sebelum aku menjawab, aku coba mencari sosok Nadia diantra kerumunan temen-temen tapi aku tak melihatnya. Dengan hati yang sudah meluap –
luap karena saking bahagianya, aku pun menjawab IYA AKU MAU.
Detik
berganti menit, menit berganti jam dan jampun berganti hari. Begitu seterusnya. Semakin banyak waktu
yang aku habiskan dengan Andri tapi sesempat munkin aku juga jalan dengan Nadia. Sekarang dia mulai agak pendiam, selalu kelihatan
pucat dan beberapa kali tidak masuk sekolah. Setiap kali aku tanya jawabnya
selalu sama “ ga’ ada apa-apa kok, tenang ja.. Putri percaya kan sama aku? “
Dan ketika dia sudah bicara seperti itu, aku cuma diam karena aku memang percaya sama
dia. Nadia sosok yang aku kagumi, tak pernah nangis, selalu penuh semangat dan sosok
sahabat yang sempurna buatku.
***
Senja
kali ini terasa beda. Seakan matahari ingin secepatnya tenggelam karena telah
lelah seharian menyinari bumi. Selelah hatiku yang tak mengerti akan perubahan
Nadia. Tiba-tiba saja Aku sangat
merindukannya, rindu akan sosoknya yang dulu kukagumi. Ada apa
dengannya? Akankah dia baik-baik saja?.
Malam
ini aku putuskan kerumah Nadia tanpa memberi tahunya. Dan sesampai disana, aku
benar-benar melihat sosok Nadia yang lain. Dia lemas tak ada gairah hidup,
matanya cekung seperti kekurangan tidur dan paling parah dan baru aku sadari,
Nadia bertambah kurus. Aku benar-benar khawatir melihat kondisinya.
“
Nad, kamu kenapa? Kamu sakit? Ayo lah.. jangan bersikap seperti ini sama aku!
Apa kamu sudah tidak menganggap aku sahabat kamu lagi? Ayo cerita…. “ protesku
dengan nada manja karena Nadia biasanya luluh saat aku bersikap seperti itu.
Dan sepertinya tidak berlaku kali ini. Nadia tetap diam seribu bahasa. “ Nad,
aku kangen dengan Nadia yang dulu, Nadia yang penuh semangat! Kamu kenapa Nad?
Aku mohon jawab aku! Cerita kalau ada masalah. Ingat, kita sahabat. Apapun yang
terjadi kita hadapin bareng. Masih ingat kan dengan janji itu?” Nadia tetap tak
bergeming “ Nad aku mohon hargai aku! Cerita
kamu kenapa? Aku kangen Nadia yang dulu….” Aku mulai menangis dan tiba-tiba… “
kamu masih perduli sama aku? Kamu kira kamu tidak berubah? Aku juga kangen
dengan Putri yang dulu… yang selalu membutuhkan aku! Kamu kira kamu sudah
hargai aku? Mana? Kamu telat balas sms, ga’ pernah nelfon, dan janji kamu mana?
Kita sudah lama sepakat akan menikmti senja bareng, mana? Kamu yang berubah!
Kamu sudah bukan Putri yang dulu! Aku benci sama kamu! Pergi dari kamarku!
Pergi!!!!! “ aku seperti mendengar Guntur, Nadia tidak pernah seperti ini, dia
bicara dengan nada tinggi sambil menangis dan mengacung acungkan telunjuknya
diwajahku dan yang paling parah, dia mengusirku…. Ini tidak pernah terjadi. Aku
tidak tau harus berbuat apa, aku tidak biasa menghadapi Nadia seperti ini,
tanpa sadar aku bangun dari dudukku berlari sambil menangis. Aku tidak kuat
melihat Nadia seperti itu.
***
Sesampai dirumah aku
terus menangis. Ini adalah malam paling melelahkan. Pertama kalinya aku menagis
karena Nadia. Aku benar-benar tidak mengerti dengan sikapnya. Kenapa dia
semarah itu? Padahal seharusnua dia mengerti kalau sekarang aku sudah punya
pacar jadi aku harus membagi waktu untuk dia dan Andri. Aku tidak merasa
separah apa yang dikatakan Nadia, meski telat balas smsnya itu karena aku telat
buka smsnya dan itupun tidak sering. Nelfon tidak pernah karena sekarang kami
lagi disibukkan dengan persiapan ujian akhir semester. Dan begitupun masalah
menikmati senja bareng. Aku kira dia sudah tidak berminat karena tidak pernah
membicarakannya lagi. Nadia.. apa benar karena masalah ini kamu semarah itu
sama aku?? Nadia tolong jujur Nadia…. Akupun terlelap dengan pikiran-pikiranku
dan dengan tangis sedihku.
***
Sudah
tiga hari Nadia tidak masuk sekolah tanpa keterangan apapun padahal senin depan
kami sudah menggadapi ujian akhir. Pihak sekolah baru meninjak lanjutinya hari
ini karena memang begitulah peraturanya, akan ditindak lanjuti ke orang tua
apabila dalam 3hari tidak ada keterangan apapun.
Aku
sudah datang kerumahnya tapi tidak ada orang, telfon rumah tidak ada yang
angkat. Hal ini benar-benar membuatku khawatir tapi Andri selalu menenangkanku
“ semua akan baik-baik saja “ ucapnya.
***
Sehari
setelah pihak sekolah menindak lanjuti ke orang tua Nadia, pihak sekolah
mendapat kabar bahwasannya Nadia sakit dan koma dirumah sakit kota. Aku
benar-benar shock mendengarnya. Aku tidak
tahan membendung air mataku. Kata-kata Andri sudah tak mampu menenangkanku. Aku
menangis histeris. Aku merasa karena akulah Nadia seperti ini. Aku sudah
menyakitinya. Padahal dia adalah sahabat terbaikku. Dia adalah sebagian senjaku
yang selalu membawa kedamaian saat aku risau. Aku telah menyia-nyiakan
sahabatku. Aku sayang kamu Nadia. Maafkan aku.
Setelah
aku bisa menguasai diri, aku mengajak Andri kerumah sakit. Dan sesampai disana
aku langsung mendapat pelukan dan uraian air mata dari mamanya Nadia. “ tante
sedih dengan kondisi Nadia. Dia benar-benar tersiksa dengan perasaannya. Dia
sangat menyayangimu “ ungkap mama Nadia sambil memelukku erat dalam tangisnya.
“ iya tante, Putri tahu dan Putri juga sayang sama Nadia. Nadia sahabat terbaik
Putri tante. Maafkan putri tidak bisa jadi sahabat yang baik buat Nadia.
Sebenarnya apa yang terjadi tante? “ tangisku pecah. Mama Nadia melepas
pelukannya. Dia mengambil sebuah buku atau semacam diary dari dalam tasnya. “
baca diary ini, nanti Putri akan mengerti semuanya “ aku menatap Nadia yang
terkulai lemas tak sadarkan diri dengan semua alat medis yang membuat hatiku
seperti teriris melihatnya. Rasanya sakit sekali. Sesak dada ini melihatnya. Aku
menerima diary itu dan mama Nadia minta aku membacanya dirumah. Sebenarnya aku
masih ingin menemani Nadia tapi aku juga penasaran dengan isi diary ini.
***
Tuhan..
kenapa semuanya harus seperti ini. Aku seperti tak percaya dengan apa yang ku
baca. aku baca lagi dan ku pahami lagi dan aku cerna lagi apa yang telah
terjadi selama dua tahun ini. Memang terasa aneh tapi aku tak pernah berpikiran
akan sejauh ini. Aku tulus mencintai Nadia sebagai sahabatku. Sebagian senjaku…
Nad.. kenapa seperti ini.
Nadia
cewek tomboy, baik dari segi gaya maupun tenaganya, sikapnya baik banget sama
aku. Lebih dari pada saudara, tidak suka bahas cowok dan tidak pernah dekat dengan
cowok, dia suka menapku, memeluk atau menciumku tiba-tiba. Tapi aku tak pernah
merasa risih atau curiga karena kami sahabat jadi hal itu normal-normal saja
buatku. Tapi tidak buat Nadia. Dia mencintaiku tidak selayaknya sahabat tapi
pacar. Dia yang secara
seksual lebih tertarik kepada sejenisnya daripada lelaki dan kita biasa
menyebutnya, lesbian.
Kini timbul perasaan risih dalam
hatiku tapi setelah aku pahami lagi semua yang telah terjadi, banyak hal yang
dapat aku ambil untuk pelajaran hidup. Aku tidak berhak mengadili Nadia. Dia
sahabatku dan aku menyayanginya sabagai sahabat. Dia juga tidak menginginkan
kelainan itu tapi dia tidak bisa menghindarinya. Dia tersiksa dengan
perasaan-perasaannya. Dan dia menghadapinya sendiri. Aku tetap bangga sama kamu
Nad,, tapi kenapa kamu melakukan hal bodoh, mengakhri hidupmu bukanlah jalan
yang terbaik.
***
Senja tak lagi seindah dulu. Tak
menenangkan seperti dulu. Sebagian senjaku telah pergi. Pergi dengan sejuta
mimpi dan harapan-harapannya. Setiap kali senja tiba, wajah dan
kenangan-kenangan Nadia terekam kembali dalam memory ingatanku. Dan sampai
kapanpun kenangan itu tak akan pernah hilang. Aku akan selalu menikmati dan
melihat senja seperti aku akan selalu mengenang dan selalu merindukanmu…..
Nadia.
Kini aku hanya memiliki Andri yang
tetap setia mencintaiku. Kini dia menjadi kekasih sekaligus sahabatku. Mengisi
kekosongan yang membuatku trauma untuk menjalin persahatan kembali.
15 july 2010
Dear
Putri….
Maafkan perasaan yang tak lazim ini.
Maaf untuk ketidakjujuran ini. Aku sangat mencintaimu Putri tulus dari lubuk
hatiku terdalam. Dari pertama melihatmu hingga ajal menjemputku. Rasa ini
sangat dalam untukmu. Aku mencintaimu lebih dari seorang sahabat. Tolong jangan
pernah benci aku karena perasaan ini karena aku tak akan pernah tenang di alam
sana. Aku benar-benar tersiksa menahan dan menyembunyikan perasaan ini. Apalagi
ketika harus melihatmu mencintai orang lain, itu sangat menyakitkan.
Kini aku akan pergi dengan perasaan
ini. Akan ku bawa mati bersama mimpi dan harapanku. Aku tak sanggup lagi dengan
semua ini. Melihatmu bahagia dengan orang lain sangat membuat tertekan. Semoga
kita bertemu di tempat yang berbeda dalam keadaan berbeda pula. Aku selalu akan
mengharapkanmu. Aku akan menunggumu di alam sana dengan kedamaian.
Raih mimpi-mimpimu. Aku akan
melihatmu dari tempatku. Melihatmu tersenyum karena mimpimu untuk kuliah di
inggris dapat terwujud. Percayalah pada kemampuanmu sendiri. Kamu pasti bisa.
Aku percaya itu. Selalu semangat dan tetap menjadi Putriku yang manja. Aku akan
setia menunggumu.
Yang
mencintaimu
Nadia
Langganan:
Postingan (Atom)