Ku rasakan kehangatan sinar matahari pagi ini. Ku hirup udara segar sepuasnya. Aku sangat menikmati perjalanan pagi ini. Aku akan menemuinya kembali. Melihatnya tersenyum dan mendengar tawa khasnya. Semakin memikirkannya, semakin aku merindukannya. Tak sabar aku ingin berjumpa dengannya. ku perhatikan bis yang aku tumpangi, tak banyak penumpang, aku memilih duduk nomer dua dari depan dan duduk dikursi untuk dua orang. Aku melihat keluar jendela, melihat hamparan sawah hijau membentang dan memperhatikan orang-orang yang mulai bekerja memulai rututitasnya. serelah merasa puas memperhatikan sekitar, aku terdiam dan aku teringat banyak hal yang sudah terjadi dalam hidupku. Serpihan-serpihan memori yang pernah terjadi terekam kembali dalam ingatanku.
“ ya.. halo?” buru-buru ku angkat telfon yang sejak tadi berteriak minta diangkat
“ hey.. lagi apa? Apa aku mengganggumu?” suara serak dari seberang sana terdengar
“ gak kok. Ne aku dari kamar mandi makanya lama ngangkatnya. Ada apa?”
“ aku boleh minta sesuatu?” suara itu seperti bisikan namun aku mendengarnya
“ minta apa? Selama aku mampu, aku pasti mengusahakannya” jawabku penasaran
“ maukah kau mengatakan padaku jika kamu merindukanku?” pintanya
“ kenapa aku harus mengatakannya?”
“ karena saat itu juga aku akan berlari menemuimu dan aku akan memelukmu. Dan bolehkah aku mengatakankan padamu jika aku merindukanmu?”
“ tentu” kata itu keluar setelah 5menit berlalu. Entah apa yang ada dalam pikiran anak ini.
“ aku rindu kamu”
Itu adalah sebagian hal kecil yang membuatku ingin selalu didekatnya. Merasa nyaman dengan apa yang dia lakukan untukku. Seseorang yang dulu pernah ada dihatiku dan kini dia datang kembali. Dia hadir saat kini aku terluka. Saat aku butuh pegangan untuk terus melangkah menatap masa depan dengan indah. Membuat aku merasa diinginkan, membuat nafasku lebih berarti dan dia mampu membuatku tersenyum. Serpihan memory itu beralih pada kejadian yang membuatku tak bisa membendung air mataku.
“ say.. aku dapat ikan. Liat ne!” teriakku girang. Pertama kalinya c..^^
“ aku ambil air dulu ya”
“ lah terus ikannya gimana? Tar lepas”
“ gak akan. Biarin aja dulu seperti itu”
“ cepat ya..” pintaku gak sabar
“ ni airnya. Masukkan kesini” dia memasukkan ikan yg aku dapat dalam botol aqua yg sudah dia isi air
“ hemm kayaknya tar ada yang disunat lagi ni” sindirku senang. Aku menang taruhan
“ ha.. ha.. “ dia hanya tertawa
Ku usap air mata yang tak pernah bisa aku bendung setiap kali mengingat semua kenangan saat bersamanya. Tangis menjadi pengiring perjalanan hidupku, jika orang mengatakan air mata adalah tanda kelemahan namun bagiku air mata adalah luapan rasa yang akan memberiku semangat kembali. Aku tak ingin memikirkan dia lagi. Dia hanya ada dalam mimpi burukku. Seseorang yang baru hadir dalam hidupku namun dia sudah merubah semua jalan yang sudah aku tata dengan indah. Dia adalah manusia berhati batu. Hanya akan membuang waktu , menyita pikiran dan tentu itu hanya akan menyisakan sakit. Bukankah sebentar lagi aku akan bertemu dengan orang yang akan membuatku tersenyum kembali. Aku juga ingin bahagia. Tak hanya memimpikannya tapi benar-benar merasakannya. Serpihan-serpihan kenangan itu silih berganti. Senang, sedih, canda-tawa, tangis dan amarah menyertai perjalan hidupku.
Kini aku kembali dalam dunia nyata. Dimana aku tetaplah aku. Wanita jalang. Takkan pernah masa lalu itu hilang seperti sakit yang kurasa. Semua membekas. Bekas tak bernilai. Seandainya masih ada harapan—sekecil apa pun—untuk mengubah kenyataan, aku bersedia menggantungkan seluruh hidupku pada harapan itu. namun nasi sudah menjadi bubur.
Aku wanita jalang… yah.. aku..
Demi secuil kebahagiaan duniawi… aku sang jalang menistakan hidupku.
Menghisap madu yang sudah dimiliki kumbang lain dan membiarkan maduku membusuk karena tergoda madu yang kelihatannya lebih nikmat namun ternyata mengandung racun.
Demi zat yang membuatku ada dan demi sang pelantara lahirnya aku didunia ini
Aku sang jalang akan bangkit kembali…
Akan aku buktikan pada dunia, aku sang jalang masih punya Tuhan. Hati ini bukan tercipta dari batu. Hati ini merasakan sakit-
Biarlah cemoh menyertai langkahku, biarlah semua memandang hina aku
Meski tertatih aku akan terus melangkah, meski perih aku akan terus menahan.
Sehebat-hebatnya seseorang dalam pandangan manusia ketika dia gagal dalam memahami hakikat dibalik segala sesuatu maka kegelapan akan menyelimutinya. Dan tunggulah.. hingga cahaya itu datang kembali jika kita menginginkannya. Cahaya itu memberi harapan dan ketenangan. Dan cahaya itu adalah Allah sang pencipta dan sang pengatur kehidupan yang Maha hebat.
Sudah hampir tiba. Tak terasa. Aku terlalu lama dalam duniaku. Ku lihat disekitarku. Ramai. Namun entah aku merasa sepi. Bahkan para pengamen dan penjual asongan pun tak membuatku merasa terganggu dalam duniaku. Aku terus hidup dalam duniaku. Sebaiknya aku kembali dalam dunia nyata dan bersiap-siap bertemu dengan orang yang sudah menungguku. Kulirik jam dihapeku, jam 09.11. Bis masuk terminal. Aku berdiri dan bersiap turun, setelah bis berhenti, dengan cepat aku turun dan mencari sosok yang aku rindukan. Dan.. seakan dalam drama musical.. lagu dealova once terngiang dalam benakku. Seakan bernyanyi turut senang dalam pertemuan ini. Aku melihat dia.. tersenyum menungguku.. dia adalah orang yang tak akan pernah aku lupa. Aku tahu dia takkan pernah membuatku terluka lagi. Dan bahkan dia ingin lebih serius menjalani hubungan ini namun aku tahu itu tidak akan pernah munkin. Setiap kebersamaan dengannya tanpa sadar membuatku semakin mencintainya namun kisahku dengannya tak akan pernah dimulai karena kisahku dengan masa laluku takkan pernah berakhir namun dia akan tetap selalu menjadi dealovaku.
Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang
Memanggil rinduku padamu
kau seperti udara yang kuhela kau selalu ada