“tapi sekarang, aku udah mutusin, gak akan milih siapa-siapa, kayaknya aku lebih baik sendiri sekarang, sudahlah tak mau ditemani sakit lagi..“
apa yg terjadi
dengan hatiku
ku masih di sini
menunggu pagi
seakan letih
tak menggangguku
ku masih terjaga
menunggu pagi
ntah kapan..
malam berhenti..
teman.. aku..
masih menunggu..
pagi.. pagi..
hooooo..wooo woo..
“aku sayang kamu sejak kamu disitu sampe sekarang, kamu tuh gak tau kaya apa aku sayang sama kamu, kamu tuh gak pernah..“
“itu dia masalahnya gas, aku tuh ga pernah bener2 tau.. aku nunggu gas,, nunggu.. tapi akhirnya aku sadar satu hal.. KAMU GAK SESAYANG ITU SAMA AKU..
Banyak pilihan seperti tidak ada pilihan, membuat bingung dan akhirnya sama, sendiri.
Sendiri selalu bersahabat dengan pagi,
Dengan detak jam
Dan serpihan memori yang tanpa di minta ia menyeruak bak air mendidih menjatuhkan tutupnya
Memejamkan mata hanya akan membuatnya semakin jelas..
Dalam gelap, membuatnya semakin terang..
Aku dan pagi..
Aku dan sendiri
Aku dan mereka
Setiap nama selalu dengan cerita, Sebuah nama adalah lagu
Dengan kenangan,
Dengan tawa dan air mata
Aku masih sama saat semua orang sudah “berbeda”
Karena hatiku,
Dia memilih untuk setia
Setia pada kepasrahan, setia pada kesendirian
Karena ia percaya,
Tuhan tidak akan menelantarkan Hamba yang bertaubat dan berada dijalannya. .
Dan lihatlah.. mereka selalu kembali, Sejauh kemanapun mereka pergi
Tapi tetap saja, aku masih menunggu untuk seseorang yang bisa membawaku ke surgaNYA..
Yang entah dia siapa dan dimana. . .
Hanya menunggu waktu yang tepat. . . .
mancap
BalasHapus