Malam yang tak bersahabat. Awan mendung menyelimuti
langit, bulan seakan bersembunyi dibalik awan dan bintang pun tak mau tampak.
aku harus bersiap diri berangkat rapat sebelum hujan mengguyur atau aku takkan
bisa datang rapat dan bertemu kawan-kawanku. Hujan selalu menemani kebersamaan
kami. Hawa dingin menggigit kulit dan serasa tembus sampai ketulang sumsum.
Rapat jam 19.00 seperti biasa dan saat aku tiba ditempat, kawan-kawanku sedang
berkumpul mengusir dingin dan berdikusi sebagai penghangat.
“
assalamuaikum” sapaku
“waalaikum
salam” mereka serempak menjawab
“lagi
diskusi apa ne? kayaknya seru banget?” tanyaku penasaran
“seperti
biasa, topic yang selalu diminati manusia normal” jawab mela
“apaan”
tanyaku gak nyambung
“yah apa
lagi lok bukan cinta” adi menimpali
Sekarang kami sedang kena wabah dan dengan mudah
wabah itu menjangkit dan menyebar, wabah cinta. Ku lihat mata mereka, penuh
semangat dan rasa bahagia. Cinta menyelimuti mereka tak terkecuali aku. Hemm..
yah.. bukankah hidup tanpa cinta bagai sayur tanpa garam? Cinta,cita dan asa
dengan semua lika-likunya.
“sudah jam
tujuh ne, hayo rapat dulu.. diskusinya kita lanjutin nanti saja” heri
mengingatkan
Kulihat jam dihapeku, iyah sudah jam tujuh. Dan
tanpa ada yang memerintah kami pun bubar dan menuju keruang rapat. Dalam rapat
pun semangat cinta itu masih terasa dan membuat hangat suasana. Tanpa ada
pengakuanpun aku tahu ani dan hendri saling menyukai. Entah apa lagi yang
mereka tunggu atau munkin mereka belum bisa memahami perasaan masing-masing.
Tak ada yang salah dengan cinta. Dia datang kapanpun,dimanapun dan kepada
siapapun. Tak salah jika dalam satu komunitas ini begitu banyak cinta tercipta.
Bukankah cinta ada juga karena terbiasa? Kadang tanpa disadari, benih-benih itu
tumbuh dengan sendirinya karena adanya kebersamaan dan kecocokan. Kemudian
bersemi dan kini tumbuh subur. Cinta ibarat sebuah anak panah. Sekali terlepas,
dia akan menancap dimana saja. Tidak tanganmu atau tanganku yang mampu
mematahkannya. Dia akan tetep disana, dan waktu tak akan membuatnya berkarat.
Dan aku pun tak bisa menghindarinya. Aku hidup
dalam cinta yang aku simpan rapat-rapat dalam dukaku. Kadang cinta tak sepaham
dengan logika.memilih waktu dan orang yang tak tepat untuk jatuh cinta. Kata
orang cinta itu tak mempunyai mata tetapi semua orang mempunyai mata dan
hebatnya cinta bisa butakan siapa saja. Cinta memang tak perduli rasa, semua
bisa jatuh cinta.
Aku hanya bisa melihatnya. Cintai dia dari jauh dan
membuat cintaku tak membuatnya sakit. Ketika dia menatapku, aku ingin
mengatakan padanya untuk terus seperti itu, matanya seakan membawaku ke dunia
fatamorgana dan disana hanya ada aku dan dia. Melihatnya tersenyum dan tertawa
membuatku tak bisa berpaling melihatnya. Inikah cinta? Seharusnya aku tak memikirkan
dia.
Mengingatnya hanya kan hadirkan cinta,
memautkan hati padanya hanya kan buatku rindu
Tapi… hanya itu yang bisa aku lakukan
Karena
Ku ucapkankan sayang pada angin meski
sayangku jatuh pada debu
Ku ucapkan rindu pada gerimis meski
rinduku jatuh pada linangan hujan
Aku hanya ingin menyimpan rasa ini. Mencintainya
dalam hati.
***
“fiaaaaaaa…” ani berteriak memanggilku
“astaufirullah… kamu membuatku kaget!”
seruku sambil mengusap dada
“ha.. ha.. maaf.. nanti malam datang
rapat?” ani malah tertawa tanpa rasa bersalah
“iyah.. kenapa? Kamu datang juga kan?”
“tentu. Nanti berangkat bareng yuk”
ajaknya riang
“kamu kenapa? Kayaknya lagi senang
banget? Hmmm hayo…” ledekku
“biasa ja deh.. masak aku keliatan
lagi seneng?”
Aku
hanya tersenyum sebagai jawabanku. Ani dengan segala kecantikan dan
kekalemannya pun tak bisa menyembunyikan perasaannya. Aku merasakan semangat
dan cinta dihatinya. Aku berharap ini akan menjadi awal yang baik untuk
kedepannya.
“fia menurut kamu hendri itu bagaimana
orangnya?” ani bertanya sambil tersipu malu
“hendri? Dia baik, pintar dan aku
lihat sepertinya dia suka sama kamu!”
“ha??? Benarkah? Dia bilang sama
kamu?” dengan mata yang berbinar dia bertanya
“tanpa dia bilangpun aku tahu an… dan
aku juga tahu, kamu suka sama dia” jawabku blak-blakan
“gak ya… “ dustanya
“ya sudah lok gak… berarti aku gak usah
kasih tahu kamu apa yang dia bilang ke aku” pancingku
“memangnya dia bilang apa” ani
penasaran
“kamu suka gak ma dia? Lok gak suka
gak usah aja soalnya jadi gak penting juga”
“tapi…. “
“kenapa? Kamu bisa bohongi aku dan
semua orang tapi kamu tak bisa bohongi hati kamu sendiri”
“tapi janji kamu gak akan beri tahu
siapapun… aku malu”
“tenang saja percaya padaku. Aku tahu
kamu juga suka sama hendri kan?”
“’iyah….” Pipinya merona merah
***
Kekuatan cinta teramat sangat besar. cinta bisa
membangkitkan semangat hidup seseorang dan karena cinta pula hidup seseorang
bisa hancur.
Tiga minggu setelah pengakuan ani tentang
perasaannya pada hendri dan kini mereka sudah memulai suatu hubungan. Aku tak
mau jika hubungan ini dimulai dengan ketidakseriusan karena komunitas kami
menjadi taruhannya. Namun selama keterbukaan dan profesionalisme dipegang
teguh, aku yakin semua akan baik-baik saja. Kami tak bisa membiarkan mereka
tersiksa dengan perasaan mereka karena keadaan ini. Kami tak ingin ini menjadi
tak adil bagi mereka yang dilanda Asmara.
Tebarkan cinta dimanapun kita berada. Hilangkan
kebencian dan kedengkian karena itu hanya akan merusak diri kita. aku ingin
mereka menyadari, cinta tak pernah salah. Setelah ini, akan banyak cinta
terungkap dan akan semakin banyak kebahagian. Dan itu semua akan menjadi pemicu
semangat kami.
Sama seperti cinta yang mereka rasakan, cinta ini
bukan dusta tapi dia berada dalam keadaan yang salah. Melihatnya, mendengar suaranya,
dan merasakan dia berada disekitarku sudah cukup membuatku bahagia. Aku ingin
dia tetap mencintai orang yang dia cintai. Bahagia dengannya dan mengwujudkan
mimpi-mimpi yang sudah dia dan orang yang dia cintai dirajut dengan indah dan
menjadi nyata. Aku ingin terus hidup dalam kesendirianku dan cinta yang tak
pernah terungkap. Bukankah cinta tanpa diutarakan teteplah cinta. Cinta adalah
apa yang ada dihati. Aku akan terus mencintai karena rasa ini akan memberiku
sejuta rasa yang lain. Aku akan mencintainya dengan sederhana, sesederhana
cintaku.
23:47,
24 03 2011
Halmahera