Senin, 22 Desember 2014

TITISAN HAWA II


Tak ada satu orangpun yang mengerti aku. Seakan hidup dalam kesunyian meski disekitarku begitu ramai. . .


Tak ada yang bisa memahami ketakutanku. . . keresahanku. . . kesakitanku. . .


Mereka hanya tahu aku ketika banyak bicara, tertawa dan tersenyum seolah dunia begitu baik padaku

Mereka menuntut hatiku sedangkan aku sudah tak memiikinya dan mereka bilang aku berdusta


Aku menangis. . . ku peluk lututku dan membiarkan air mata tumpah ruah

Lihatlah aku. . .  aku tak setegar apa yang kau lihat. . .

Aku butuh pengertianmu. . . aku butuh tanganmu. . .



Jangan pernah pergi setelah kau benar-benar tahu aku. . .

Munkin aku akan benar-benar mati perlahan melihat punggungmu semakin jauh dan tak terlihat

Berteriak melawan takdir dan suara hilang terbawa angin



Aku hanya butuh waktu. . .

Memperlihatkan pada dunia, siapa aku

Aku hanya butuh waktu. . .

Membuktikan pada sekumpulan ternak di kota Gandrung sana

“ aku titisan hawa bisa memeluk dunia”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar